September 02, 2009

High Mountains Of Northern Central Asia - Lake Baikal

Danau Baikal adalah danau terdalam dan tertua di dunia dan terbanyak (dalam isi) air tawarnya di Bumi. Danau ini berisi lebih dari 20% air tawar dunia dan lebih dari 90% air tawar Russia. Danau ini merupakan situs warisan dunia yang terletak di selatan Siberia di Russia, antara Oblast Irkutsk di barat laut dan Buryatia di tenggara, dekat kota Irkutsk. Nama ini berasal dari kata Tatar "Bai-Kul" - "danau kaya". Dia juga dikenal dengan "Blue Eye of Siberia (Mata Biru Siberia)". Dalam bahasa Russia, dia disebut Байка́л (Ozero Baykal, О́зеро secara harfiah berarti Danau), dan dalam bahasa Buryat dan Mongol dia disebut Dalai-Nor, atau "Laut suci".
Koordinat
52o45’ LU 107o15’ BT
Jenis Danau
Danau Kontinental
Aliran masuk utama
Selenga
Chikoy
Khiloh
Uda
Barguzin
Upper Angara
Aliran keluar utama
Sungai Angara
Daerah pengumpulan air
560,000 km2 (347,968 mi²)
Terletak di negara
Russia
Panjang maks.
636 kilometer (395 mi)
Lebar maks.
80 kilometer (50 mi)
Luas permukaan
31,494 km2 (19,569 mi²)
Kedalaman rata-rata
758 meter (2,487 kaki)
Kedalaman maks.
1637 meter (5369 kaki)
Volume air
23,600 km3 (5,521 mi³)
Panjang tepi danau1
2.100 kilometer (1,305 mi)
Ketinggian permukaan
456 meter (1,496 kaki)
Pulau
22
Tempal tinggal
Irkutsk
1 Panjang tepi danau tidak begitu jelas definisinya
Siberia, secara geografis wilayah ini membentang 2.800 mil dari barat ke timur, dimulai dari Pegunungan Ural ke Lautan Pasifik. Dari selatan ke utara sejauh 2000 mil, dari perbatasan Kazakhstan, Mongolia and China ke Arctic Ocean. Hampir semua wilayah Siberia terletak di utara garis 50 derajat lintang utara sampai ke Artic Circle. Karena merupakan daratan yang luas, temperatur udara menjadi sangat ekstrem, saat musim dingin akan berkisar minus 30-40oC, (Verkhoyansk dan Oymyakon, dikenal sebagai tempat terdingin di hemisfer utara, dengan suhu udara terendah -71oC), dan musim panas berkisar 34oC.
Central Siberia, morfologi yang bergunung-gunung dengan ketinggian sekitar 2000 kaki dan drainage yang bagus, menjadikan hutan conifer menjadi lebih lebat dan menerus yang di dominasi oleh larch. Daerah bergunung ini berakhir di sebelah tenggara Central Siberia dan bertemu dengan Danau Baikal. Danau dengan panjang 400 mil dan lebar 30 mil, merupakan danau terdalam di dunia, muara dari 300 sungai.
Di tepian barat Danau Baikal menjulang dinding pegunungan, berjarak hanya 6 mil dari dari danau, adalah sumber dari sungai terbesar ketiga di Siberia, Sungai Lena, yang mengalir keutara ke Lautan Artic melalui Yakutia. Sebelah timur Baikal dan Lena, terletak pegunungan yang tertutupi larch dan dataran tinggi dari bagian Far East Siberia.
Keunikan Baikal ialah menawarkan kemungkinan yang tidak biasa untuk para peneliti life-science. Di danau ini terdapat 1550 spesies atau varian hewan dan 1085 tumbuhan. 1000 dari spesies tersebut tidak diketemukan di tempat lain. Disinyalir memiliki 20 persen ikan air tawar yang ada di dunia. Organisme-organisme tersebut dapat beradaptasi dan dengan baik pada relung yang cukup banyak di laut air tawar ini. Selain itu, salah satu dari 80 jenis dari cacing pipih pada danau ini merupakan yang terbesar di dunia (memiliki panjang 40 centimeter atau hampir 16 inci). Cacing ini menjadi makanan ikan-ikan.
Populasi dari anjing laut air tawar tersebar di sekitar danau. Anjing laut Danau Baikal, bagaimanapun, sudah berada disana selama beberapa juta tahun. Mungkin mereka mengadakan perjalanan pada Sungai Angara, salah satu aliran keluar danau Baikal, dari Samudera Arktik. Mereka telah mempunyai waktu untuk berkembang dari anggota family yang lainnya, mengembangkan kemampuan-kemampuan khusus. Dibandingkan anjing laut biasa, lebih gelap, lebih besar, cakar lebih kuat dan musculature pada tungkai/lengan depan yang tidak biasa. Kemampuan itu akan berguna untuk mengorek lubang udara di es air tawar yang lebih padat dan keras jika dibandingkan dengan es air laut.
Danau Baikal juga merupakan daerah depresi atau tanah turun di benua Asia. Danau Baikal juga dinobatkan oleh UNESCO―Badan di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi pendidikan dan budaya―sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilindungi (1996). Ini tidak berlebihan. Sebab, volume air bersih yang ada di danau ini cukup besar, yakni mencapai seperlima dari total persediaan air bersih di dunia.
Pengukuran Menggunakan Google Earth
Danau Baikal - Blue Eye of Siberia dengan Sungai Angara yang menjadi jalur keluar utama menuju Samudera Arktik.
Panjang maksimal danau yang terukur adalah 673,03 km, melebihi dari keterangan data yang ada. Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan dua titik terjauh pada panjang danau.
Lebar maksimal danau adalah 81,13 km.
Pengukuran panjang tepi danau dilakukan dari garis terluar daratan pada danau, dan hasil yang diperoleh adalah 1.749,68 km.
Luas permukaan Danau Baikal dapat diketahui melalui pendekatan penjumlahan dari setiap petak terhadap batas tepi danau. Diketahui bahwa panjang petak adalah 33,98 km, sedangkan lebarnya adalah 56,13 km. Berdasarkan perumusan Phytagoras yakni bahwa panjang hypotenusa (sisi terpanjang) merupakan akar dari jumlah kuadrat dari panjang kedua sisi lain (dalam suatu segitiga siku-siku), maka adalah 65,61 km.
Bila diumpamakan satu bagian kecil yang terbatasi digantikan bagian dengan luasan hampir sama yang tidak dibatasi, maka ada sekitar 34 petak.
Luas permukaan = panjang x lebar x jumlah petak
                             = 33,98 x 56,13 x 18 = 4.331,35 km2
Luas permukaan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan pendekatan luasan petak memiliki nilai yang lebih besar dari data yang ada. Hal ini dapat dimaklumi, karena dengan pendekatan yang ada hasil yang didapat bukanlah nilai pasti tetapi bersifat sebagai pendekatan pula.
Danau Baikal Sekarang
Danau Baikal, berdasarkan studi luar biasa selama 60 tahun terhadap danau tersebut yang dilakukan oleh tiga generasi ilmuwan dari Rusia mengalami kenaikan suhu. Kenaikan suhu telah menyebabkan perubahan signifikan dalam lingkungan danau, dan mengancam kelangsungan hidup banyak spesies unik di sana, di mana separuhnya tidak dapat ditemukan di tempat lain. “Hal ini mengejutkan, melihat peningkatan suhu yang begitu cepat di tempat sumber air tawar terluas di dunia,” ujar Stephanie Hampton, seorang ahli ekologi dari Universitas Kalifornia di Santa Barbara, yang memimpin analisa data yang diterbitkan dalam Perubahan Biologi Dunia.
Kenaikan suhu mencapai 1,21 Celcius, ini terjadi sejak 1946. Hal ini tidak jauh dari kesalahan manusia, ini disebabkan kenaikan suhu udara global. Hal tersebut dikatakan Marianne More, seorang profesor di Wellesley College di Massachusetts, AS, salah satu penulis dari karya tulis ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal “Global Change Biology” edisi Mei 2008.
Di samping itu, di danau ini terdapat spesies anjing laut air tawar. Apabila temperatur terus naik, maka lapisan es yang ada di danau akan meleleh dan itu akan membuat anak-anak anjing laut air tawar lebih rentan terhadap serangan predator jika tak ada lagi gua-gua es sebagai tempat terlindungi. "Berkurangnya lapisan es akan memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan pemanasan global itu sendiri," pungkas Moore.
“Perubahan dari mata rantai bahan makanan juga telah berubah. Jumlah zooplankton multiseluler yang biasanya hidup di air yang jauh lebih hangat telah meningkat menjadi 335 persen sejak 1946, sementara jumlah chlorophyl telah meningkat 300 persen sejak tahun 1979,” kata Moore.
Makanan pun akan semakin berkurang, seperti diatorn yang merupakan sumber makanan bagi organisme kecil sudah hampir tak ada lagi. “Berkurangnya lapisan es akan memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan pemanasan global itu sendiri,” tandas Moore. Selama ini, para ilmuwan berangapan volume air yang banyak di danau tak mudah terpengaruh dampak dari pemanasan global, namun kenyataanya sangat rentan. Hal ini akan mempengaruhi pada danau-danau kecil lainnya.


June 24, 2009

Praktikum Lapangan Mata Kuliah Lahan Basah


Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 4-6 Juni 2009, aku bersama anak-anak Fisika yang lain bahkan juga mahasiswa lain dari Program Studi Matematika dan Ilkom FMIPA UNLAM khususnya angkatan 2008 melakukan perjalanan dan petualangan panjang, seru dan menantang dengan rute Banjarbaru-Negara (Kandangan)-Loksado.
Perjalanan ini berkaitan erat dengan mata kuliah Pengenalan Lingkungan Lahan Basah (PLLB), karena memang perjalanan tersebut merupakan bentuk kegiatan praktikum lapangan mata kuliah tersebut. Tujuan utama kami Rawa Bangkau di Negara serta Sungai Amandit di Loksado.
Sungai Negara
Negara merupakan ibu kota kecamatan, sebuah wilayah yang hampir seluruhnya tertutup oleh air. Masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Negara kehidupannya sangat bergantung pada sungai tersebut, baik itu sebagai lahan mata pencaharian (menangkap ikan), sarana transportasi air, sebagai sumber air bersih di samping keberadaan lanting-lanting masyarakat untuk keperluan MCK yang terapung pada sungai yang airnya berwarna kecoklatan. Rata-rata tiap satu rumah penduduk yang terdapat di pinggiran sungai terdapat lanting yang berfungsi sebagai sarana MCK. Selain itu, terdapat sejumlah tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) di area sungai namun keberadaannya tidak begitu mengganggu karena jumlahnya juga tidak begitu banyak.
Kekayaan yang Dimiliki Rawa Bangkau
Beranjak dari penyusuran sungai dan melanjutkan perjalanan ke Rawa Bangkau. Gemuruh mesin kelotok menyajikan genre musik tersendiri menemani pengamatan daerah sepanjang perjalanan. Kamu dapat melihat perbedaan yang nyata antara keduanya. Kuantitas dari tumbuhan eceng gondok yang menutupi permukaan air jelas lebih banyak, hingga digunakan bambu untuk difungsikan sebagai pembatas agar tumbuhan tersebut tidak menyebar dan menutupi seluruh permukaan rawa. Sungguh suatu hal yang sangat mengagumkan ketika melihat sekawanan burung beterbangan sambil sesekali menangkap mangsanya, para ikan yang berenang di bawah permukaan rawa. Singgah di kandang kerbau rawa yang dipenuhi kotorannya. Dengan menggunakan GPS, posisi kami saat itu (kandang kerbau rawa-red) adalah S 02o84’24,8 (lintang selatan) dan E 115o05’48,4 (bujur timur), serta elev sebesar 14 dpl.
Fungsi Rawa Bangkau diprioritaskan sebagai kawasan pelestarian reservaat perikanan (fish stocking) yang perlu dilindungi dan dijaga kelestariannya. Rawa Bangkau yang berair sepanjang tahun ini ditetapkan sebagai salah satu daerah suaka perikanan yang telah diketahui sebagai reservasi ikan bagi sungai-sungai yang mengalir di wilayah barat Pegunungan Meratus serta habitat fauna burung air yang harus dilindungi. Saat ini ribuan benih ikan lokal digiring dan dipelihara dalam reservat tersebut dan masyarakat harus menjaganya. Pada saat ini habitat Rawa Bangkau telah kritis karena fungsinya sebagai reservasi ikan terancam punah sebagai akibat dari cara-cara penangkapan ikan yang sangat intensif. Karena pentingnya reservat tersebut untuk kelangsungan hidup ikan-ikan lokal, maka masyarakat lokal tidak diperbolehkan menangkapnya. Di samping itu, kualitas lingkungan danau juga semakin menurun disertai dengan terancamnya habitat burung air yang dilindungi.
Kerbau Rawa Bangkau
Kerbau rawa mempunyai ciri-ciri fisik yang perbedaannya tidak begitu mencolok dengan kerbau yang ada di daratan. Kerbau rawa mempunyai warna kulit sedikit abu-abu bercampur coklat karena setiap harinya kerbau ini berendam di air rawa yang berlumpur. Kerbau rawa juga mempunyai tanduk yang melingkar dan panjang, bentuk tubuhnya agak gempal, padat dan berisi. Sedangkan kerbau biasa yang hidup di darat mempunyai tubuh yang berwarna kehitam-hitaman, tanduknya sedikit melingkar dan juga pendek. Dalam hal reproduksi, spesies kerbau rawa memiliki jarak kelahiran yang cukup panjang yaitu sekitar 2 tahun. Kerbau rawa dewasa betina baru dapat melahirkan anak pertama pada usia 4,5 – 5 tahun, dengan lama bunting antara 330 – 340 hari.
Di rawa ini kerbau memakan tanaman eceng gondok yang masih muda. Makanan kerbau rawa yang sebenarnya bukanlah eceng gondok tersebut, melainkan padi kumpai hiung (sebutan warga sekitar-red). Akan tetapi populasi padi kumpai hiung saat sudah sangat jarang ditemui akibat adanya eceng gondok yang menghambat pertumbuhan padi kumpai hiung tersebut. Sehingga, populasi kerbau rawa pun menurun tiap tahunnya.
Sungai Amandit, Loksado
Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Loksado terletak di pegunungan Meratus merupakan salah satu daerah wisata alam dan atraksi budaya masyarakat Dayak Bukit. Hampir seluruh wilayahnya tertutup padang hutan-hutan kecil. Loksado merupakan salah satu daerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak di kawasan sebelah pulau Kalimantan. Kawasan ini merupakan contoh di mana hutan masih dapat dipertahankan dari investasi manusia. Di sepanjang Sungai Amandit terdapat beberapa anak sungai kecil dan air hujan dialirkan untuk keperluan pertanian, perikanan dan kebutuhan domestik.
Sungai Amandit sangatlah jernih dan airnya begitu menyegarkan. Masyarakat sekitar sungai ini tidak menggunakannya untuk keperluan MCK seperti halnya Sungai Negara, di samping kedalaman sungai yang tergolong sangat dangkal. Terdapat banyak batuan kali di sepanjang sungai dan masyarakat memanfaatkannya untuk membangun siring alami di bantaran sungai yang cukup curam. Teknik sederhana dengan keuntungan luar biasa. Pada beberapa aliran Sungai Amandit terdapat pasir yang ditambang masyarakat secara tradisional. Pasir ini terbentuk akibat akumulasi kikisan dari daerah atas pada belokan sungai sehingga aliran bersifat turbulen.
Sayangnya kami, anak-anak Fisika hanya dapat singgah sebentar di pusat pemukiman masyarakat Dayak Bukit, karena kami harus tersesat jauh sebelumnya … fiufhhhhh …

June 02, 2009

coba lagi


sakit rasanya ketika kita mengalami suatu kegagalan. meskipun niat yang dilaksanakan pada awalnya hanya untuk sekedar coba-coba, namun ketika kita telah berhasil mencapai tahap tertentu dari coba-coba tersebut, mulai menyenangi dan berharap untuk terus melangkah ke level yang lebih baik kita malah terhempas darinya. kecewa dan marah kepada diri sendiri maupun orang lain berkecamuk dalam lubuk batin, entah siapa yang harus disalahkan. malu rasanya, hingga untuk menangis pun tak sanggup lagi dilakukan dan berteriak hanya akan membuat kuping menjadi sakit, menambah kesesakan dada. hanya menyisakan senyum masam. terus merenunginya, kenapa harus seperti ini??? di mana gengsi kita harus diletakkan, setidak-tidaknya kegagalan akan memberikan efek mental yang lain pada diri kita.
tapi, untuk apa kita harus meratapinya jika dengan rasa kecewa yang ada sudah cukup menyakitkan, dan untuk apa kita menangis jika berdiam diri sudah begitu memilukan,, potongan kata yang pernah entah di mana ku baca. terlalu banyak hal yang akan terlewat jika kita hanya terus bersedekap dengan kegagalan itu, bersisa luka.

ndy dalam kegulitaan menyambut pagi, 2 juni 2009, 4:50.

Penyelesaian Mid Test PLLB

1.     Dalam siklus hodrologis, lahan basah mempunyai peran penting. Sebutkan dan jelaskan peran tersebut. Berikan penilaian terhadap lahan basah di Kalimantan Selatan, sampai sejauh mana keberadaan peran tersebut?
2.    Curah hujan rata-rata tahunan di Meratus 1000 M liter/bulan, 80% menjadi air larian dan masuk ke berbagai sungai, di antaranya 1.800.000 liter/tahun mengalir melalui Sungai Riam Kiwa. Namun dari sungai ini hanya mampu mengairi 100 hektar lahan dengan masing-masing 9000 liter/tahun. Sisanya kembali terevaporasi dan evapotranspirasi. Dengan asumsi yang sama, berapakah peranan vegetasi dalam melakukan evapotranspirasi pada lima sungai lainnya, yakni Sungai Riam Kanan, Sungai Amandit, Sungai Batang Alai, Sungai Alabio, dan Sungai Tabalong jika perbandingan debit airnya sepanjang tahun 1 : 1 : 1 :1 : 1 ? Tentukan juga total transpirasi dan evapotranspirasi jika perbandingannya 1 : 2 !
3.    Sebutkan perbedaan antara rawa lebak dan rawa pasang surut!
 -----------------------------------------------------------------------------------
1.     Salah satu peran lahan basah yang penting dalam siklus hidrologi yaitu sebagai penyimpan air (bisa juga disebut penampung air). Air hujan yang turun ke kawasan lahan basah tersebut akan disimpan di kawasan tersebut. Selain itu peran yang lain dapat melindungi kualitas air dan kuantitasnya dalam jumlah yang cukup. Dari segi sedimentasi yang dibawa oleh run off, maka wetlang juga menahan unsure-unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman, juga menahan endapan agar tidak terbawa oleh arus sungai yang akan menyebabkan pendangkalan.
Di daerah Kalimantan Selatan peran tersebut dapat terlihat di daerah lahan basah pegunungan Meratus, cekungan Barito (DAS Barito) dan sekitarnya. Air hujan dari pegunungan Meratus akan diserap dan di alirkan ke DAS Barito. Jadi, peran pegunungan meratus yaitu menyerap air dan sebagai sumber air untuk daerah di sekitarnya. Untuk daerah cekungan Barito berperan untuk menjaga kualitas dan kuantitas air. Perannya dilihat dari kuantitas yang cukup dan seimbang yaitu, lahan basah cekungan Barito dapat diibaratkan sebagai spons (busa) raksasa, yakni pada musim hujan, dia akan menyerap air dan jika terjadi kelebihan maka air tersebut akan dialirkan menjadi air tanah (Ground water). Pada musim kering air dari lahan basah akan dikeluarkan untuk dimanfaatkan.
2.    Bagaimana Kamu akan menyelesaikan pertanyaan numb 2?? Bukan maksudku membingungkan kamu dengan pertanyaan tersebut, hanya saja ini adalah soal yang menjadi hidangan utama pada mid test mata kuliah Pengenalan Lingkungan Lahan Basah (PLLB) beberapa waktu yang lalu..ha..ha.. Mungkin kelihatannya sederhana, tapi sungguh, aku harus menguras pemikiranku  untuk menyelesaikan soal yang sepertinya sederhana itu.
Aku pribadi awal-awalnya kurang memahami maksud dari soal tersebut. Pada penerangan awal kita diberi tahu bahwa curah hujan rata-rata tahunan di Meratus 100 M liter (100.000.000 liter) per bulan, yang artinya dalam setahun curan hujan rata-ratanya adalah:
(100.000.000 liter/bulan) x (12 bulan) = 1.200.000.000 liter/tahun
Keterangan berikutnya menyebutkan bahwa 80% dari curah hujan tersebut menjadi air larian dan masuk ke berbagai sungai:
80% dari 1.200.000.000 = 960.000.000 liter/tahun
Diantara air tersebut mengalir ke sungai Riam Kiwa sebanyak 1.800.000 liter. Dilanjutkan pada keterangan berikutnya, bahwa sungai tersebut hanya mampu mengairi 100 hektar lahan masing-masing 9.000 liter, aku mengasumsikan totalnya menjadi 900.000 liter (100 x 9.000 liter). Apakah Kamu setuju dengan pengalian yang ku lakukan, aku harap untuk sampai hal ini adalah ya. (coba katakan ya, sepakat kita…)
Nah, di mulai dari sini lah kebingunganku muncul. Jika demikian, maka air yang mengalami evaporasi dan evapotranspirasi adalah sisanya:
Evaporasi dan evapotranspirasi = Air yang melalui Riam Kiwa – air untuk mengairi 100 hektar lahan
= 1.800.000 – 900.000
= 900.000 liter
Dijelaskan bahwa dengan asumsi yang sama vegetasi berperan dalam evapotranspirasi pada lima sungai lainnya, yakni, sungai Riam Kanan, sungai Amandit, sungai Batang Alai, sungai Alabio dan sungai Tabalong, di mana perbandingan debit airnya sepanjang tahun 1 : 1 : 1 : 1 : 1.
Menurut pandanganku, jika halnya demikian maka debit air yang mengalir di setiap sungai pada setiap tahunnya adalah sama yaitu 1.800.000 liter/tahun, dengan 900.000 liter/tahun digunakan untuk mengairi pertanian. Maka sisa air yang berevaporasi dan evapotranspirasi pun adalah sama 900.000 liter/tahun. Untuk yang satu ini ada banyak perbedaan pendapat terhadap maksud dari ‘asumsi yang sama’, tapi ya,, seperti inilah aku menjawab soal ini pada mid test waktu itu. Jadi, total evapotranspirasi dan evaporasi yang terjadi adalah 900.000 liter/tahun.
Perbandingan antara evapotranspirasi dan evaporasi adalah 1 : 2, maka:
Evapotranspirasi = (1/3) x 900.000 = 300.000 liter/tahun
Evaporasi = (2/3) x 900.000 = 600.000 liter/tahun
Peranan vegetasi dalam berevapotranspirasi pada setiap sungai adalah 300.000 liter/tahun.
Kesimpulannya menurutku, bahwa keterangan-keterangan lain yang terdapat pada bagian awal soal hanyalah sebagai pengecoh belaka. Pun, cukup dengan mengetahui debit air yang mengalir pada sungai Riam Kiwa dan pengunaannya pada lahan merupakan informasi kuncinya. ^_~ tiing . . .
3.    Perbedaan rawa lebak dan rawa pasang surut yaitu:
Rawa lebak (tergenang)
- Air yang ada dipengaruhi oleh banyaknya air hujan yang turun
- Airnya biasanya bersifat tawar
- Terletak di daerah cekungan
- Sifat airnya tawar
- Biasanya ditumbuhi tanaman yang besar
Rawa pasang surut
- Air yang ada dipengaruhi oleh pasang surut air laut
- Airnya biasanya bersifat payau bahkan asin
- Terletak di dekat pantai atau muara sungai
- Sifat airnya asin atau payau
- Biasanya ditumbuhi tanaman bakau
Ku tekankan bahwa ini adalah hasil perasan pikiranku, Kamu mungkin mempunyai pandangan-pandangan lain dari setiap detil yang ku sampaikan.. he…

Pengalihfungsian DAS

Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah istilah geografi mengenai sebatang sungai, anak sungai dan area tanah yang dipengaruhinya.
Secara umum Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Dari definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi.
DAS menurut istilah teknis adalah sebuah unit hydrogeologis yang meliputi daerah dalam sebuah tempat penyaluran air. Air yang tersimpan di daerah ini mengalir melalui suatu aliran ke sebuah tempat yang didaerah sebagai outlet aliran air tersebut adalah garis pembagi antar DAS.
Dalam pendefinisian DAS pemahaman akan konsep daur hidrologi sangat diperlukan terutama untuk melihat masukan berupa curah hujan yang selanjutnya didistribusikan melalui beberapa cara. Konsep daur hidrologi DAS menjelaskan bahwa air hujan langsung sampai ke permukaan tanah untuk kemudian terbagi menjadi air larian, evaporasi dan air infiltrasi, yang kemudian akan mengalir ke sungai sebagai debit aliran.
Fungsi Daerah Aliran Sungai adalah sebagai areal penangkapan air (catchment area), penyimpan air (water storage) dan penyalur air (distribution water). Untuk tujuan pengelolaan dan perlindungan DAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu DAS bagian hulu, DAS bagian tengah dan DAS bagian hilir. Daerah hulu merupakan daerah yang berada dekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu DAS, sedangkan daerah hilir adalah daerah yang dekat dengan jalan keluar air bagi setiap DAS dan daerah tengah adalah daerah yang terletak diantara daerah hulu dan daerah hilir.
DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Dan DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Perubahan penggunaan lahan di suatu daerah aliran sungai (DAS), khususnya lahan sawah yang berada di sekitar perkotaan untuk penggunaan lain seperti bangunan industri dan perumahan dapat mengancam hilangnya produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan. Selain itu perubahan penggunaan lahan sawah dapat menurunkan fungsinya dalam hal menahan dan mendistribusikan air hujan dan air irigasi secara baik, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan seperti banjir, erosi, dan sedimentasi di daerah hilir. Seperti diketahui lahan sawah diyakini dapat mencegah atau mempertahankan lingkungan dari kerusakan karena kemampuannya menahan air, berfungsi sebagai dam dan dapat mengurangi erosi karena adanya galengan dan lahannya berteras.
Kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria :
·      Debit sungai konstan dari tahun ke tahun
·      Kualitas air baik dari tahun ke tahun
·      Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil. Hal ini digambarkan dengan nisbah.
·      Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke tahun
Walaupun masih banyak parameter lain yang dapat dijadikan ukuran kondisi suatu daerah aliran sungai, seperti parameter kelembagaan, parameter peraturan perundang-undangan, parameter sumber daya manusia, parameter letak geografis, parameter iklim, dan parameter teknologi, akan tetapi parameter air masih merupakan salah satu input yang paling relevan dalam model DAS untuk mengetahui tingkat kinerja DAS tersebut, khususnya apabila dikaitkan dengan fungsi hidrologis DAS. Berdasarkan pertimbangan hal tersebut maka pembahasan kondisi DAS dalam makalah ini memakai hidrograf aliran dan angkutan sedimen sebagai ukuran tingkat kinerja DAS.
Perkembangan pembangunan di bidang permukiman, pertanian, perkebunan, industri, eksploitasi sumber daya alam berupa penambangan, dan ekploitasi hutan menyebabkan penurunan kondisi hidrologis suatu daerah aliran sungai (DAS). Gejala penurunan fungsi hidrologis DAS ini dapat dijumpai di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan, terutama sejak tahun dimulainya Pelita I yaitu pada tahun 1972. Penurunan fungsi hidrologis tersebut menyebabkan kemampuan DAS untuk berfungsi sebagai penyimpan air pada musim kemarau dan kemudian dipergunakan melepas air sebagai “base flow” pada musim kemarau, telah menurun. Ketika air hujan turun pada musim penghujan air akan langsung mengalir menjadi aliran permukaan yang kadang-kadang menyebabkan banjir dan sebaliknya pada musim kemarau aliran “base flow” sangat kecil bahkan pada beberapa sungai tidak ada aliran sehingga ribuan hektar sawah dan tambak ikan tidak mendapat suplai air tawar.
Perubahan penggunaan lahan hampir pasti mengikuti pola dari jenis penggunaan hutan ke pertanian, perkebunan, dan berlanjut ke permukiman sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan. Perubahan demikian jelas sangat berpengaruh terhadap neraca air wilayah dan rezim hidrologi DAS bersangkutan. Perlu dicermati adanya kesimpulan yang menyederhanakan dampak perubahan penggunaan lahan seolah-olah jenis tutupan vegetasi tidak banyak berperan dan mengabaikan air konsumtif tanaman.
Secara umum dalam ilmu fisika, semakin luas suat penampang benda maka ia akan lebih cepat mengalami penguapan terlebih jika tidak ada zat lain yang bersifat memperlambat proses tersebut. Hal ini terkait dengan keadaan DAS yang dijadikan sebagai permukiman, pertanian, perkebunan, industri, dengan bentuk pengolahan seperti itu akan membuat areal dan tereksploitasi sehingga pada akhirnya vegetasi pada DAS akan terus berkurang. Akibatnya tingkat evaporasi dan evapotranspirasi pun bertambah. Keadaan ini akan terus berkaitan dengan siklus hidrologis yang ada, dengan semakin banyaknya penguapan yang terjadi maka akan semakin banyak pula awan yang terbentuk dan curah hujan pun akan meningkat pada kondisi-kondisi tertentu. Ketika musim kemarau tiba, air yang ada sekitas DAS akan terus menguap dan karena proses penguapan tersebut kurang dapat diimbangi dengan hujan karena suhu rata-rata lebih tinggi dari biasanya maka timbullah istilah kekeringan. DAS yang diharapkan sebagai penampung air pun akhirnya tidak dapat difungsikan. Dan ketika musim penghujan tiba, curah hujan terus meningkat sementara vegetasi penutup di sekitar DAS telah sangat banyak berkurang hingga air yang ada hanya akan terus memenuhi DAS. Pada akhirnya DAS tidak mampu lagi menampung aliran air yang ada, sehingga banjir tidak dapat dielakkan.